POTRET PRESTASI MAHASISWA UGM

Apa kabar kawan semua?. Kali ini ada dua potret prestasi mahasiswa UGM. Potret pertama bidang Akademik yaitu dalam bidang sains. Tim ini berhasil memborong empat penghargaan tingkat Internasional. Mereka itu adalah Abdul Afif Almuflih dan Khoir Eko Pamudi dari Departemen Kimia FMIPA serta Endri Geovani dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Mekera meraih penghargaan gold medal dari World Invetion Intellectual Property Association (WIIPA), gold medal dari Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), bronze medal dari Malaysian Technology Expo (MTE) 2016, dan special award dari Toronto International Society of Innovation & Advanced Skillis (TISIAS) Kanada. Selain itu, mereka juga menyabet beberapa penghargaan lain dari sejumlah kompetisi di tingkat nasional. Penghargaan itu didapatkan setelah penelitiannya behasil mengembangkan biogasoline berbahan minyak habis pakai atau minyak jelantah, biogasoline dari minyak jelantah yang mereka kembangkan terbukti bisa menghidupkan mesin kendaraan bermotor. Berikut ini adalah beritanya yang didapat dari kampus Universitas Gadjah Mada :

Kembangkan Biogasoline Minyak Jelantah, Mahasiswa UGM Borong 4 Penghargaan Internasional

bogasoline

Tiga mahasiswa UGM berhasil mengembangkan biogasoline berbahan minyak habis pakai atau minyak jelantah. Biogasoline dari minyak jelantah tersebut terbukti bisa menghidupkan mesin kendaraan bermotor.

Mereka adalah Abdul Afif Almuflih dan Khoir Eko Pamudi dari Departemen Kimia FMIPA serta Endri Geovani dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Dari penelitian tentang pengembangan biogasoline minyak jelantah (JECO-Gasoline) itu ketiganya sukses menyabet empat penghargaan tingkat internasional.

Penghargaan tersebut, antara lain gold medal dari World Invetion Intellectual Property Association (WIIPA) , gold medal dari Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), bronze medal dari Malaysian Technology Expo (MTE) 2016, dan special award dari Toronto International Society of Innovation & Advanced Skillis (TISIAS) Kanada. Selain itu, mereka juga menyabet beberapa penghargaan lain dari sejumlah kompetisi di tingkat nasional.

Abdul Afif mengatakan pemilihan minyak jelantah dilakukan untuk memanfaatkan limbah minyak habis pakai. Limbah minyak jelantah ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan hanya dibuang begitu saja. Sementara jumlah minyak jelantah ini cukup berlimpah.

“Minyak jelantah ini merupakan minyak goreng yang dipakai secara berulang, jika digunakan terus bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh,” jelasnya, Kamis (24/3) di Laboratorium Panas dan Massa PAU UGM.

Pemanfaatan minyak jelantah sebagai biogasoline mereka lakukan karena melihat Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minyak goreng yang cukup tinggi . Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan demikian peluang untuk memproduksi Jeco gasoline semakin terbuka lebar.

“Penelitian Produksi Biogasolin dari bahan dasar minyak goreng bekas atau jelantah ini ditujukan untuk menghasilkan bahan bakar bensin yang ramah lingkungan,” jelasnya.

Ketiganya mencari metode yang tepat untuk memproses minyak jelantah menjadi biodiesel. Mereka memanfaatkan rekasi hydrocracking untuk mengonversi minyak jelantah menjadi biogasolin.

“Kami menggunakan tanah liat atau clay yaitu bentonit terpilar alumina (AI) yang mudah didapat di alam. Lalu tanah liat diaktifkan dengan logam kadium (Cd) sebagai katalisatornya,” terangnya.

Produksi biogasolin dimulai dengan pembuatan katalis sebagai media konversi minyak jelantah. Selanjutnya, proses produksi dilakukan melalui proses hydrocracking. Minyak jelantah dipanaskan dalam tanur listrik kemudian akan menguap mengalir melewati katalis. Setelah itu, hasilnya akan menetes menjadi campuran biogasolin dan biodiesel yang selanjutnya dipisahkan menggunakan metode destilasi.

“ Hasilnya bisa memproduksi sekitar 42 persen biogasolin (bensin) dan 29 persen biodiesel (biosolar). Dengan begitu, dalam 1 liter minyak bisa memproduksi sekitar 420 ml yang terdiri dari 240 ml biogasolin dan 180 biodiesel,”paparnya.

Ditambahkan Endri Geovani, katalis yang mereka kembangkan menggunakan tanah liat ini dapat digunakan secara berulangkali. Dengan demikian memungkinkan masyarakat untuk memproduksi sendiri biogasoline atau biodiesel dari minyak jelantah maupun minyak goreng fresh.

“Pembuatannya lebih sederhana dan proses produksi lebih cepat. Karena dalam proses pembuatannya hanya melalui dua tahap, yakni pembuatan katalis dan proses produksi menggunakan metode hydrocracking,” terangya.

Endri Geovani berharap hasil penelitian yang mereka lakukan kedepan bisa dikembangkan lebih lanjut. Bahkan, dapat diproduksi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

“Kami berharap hasil penelitian ini bisa menjadi pelopor produksi biogasolin dan biodiesel dari minyak jelantah,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)

Nah itu tadi beritanya, itu baru yang bidang akademik, UGM tidak hanya menang dalam hal akademik saja, ini dibuktikan oleh atlet kempo UGM yang menyabet 2 medali perak dalam Kejuaraan Kempo Se-ASEAN beberapa waktu yang lalu. Mereka itu adalah Muhammad Fadli Rozamuri dari Teknik Geologi dan Anindra Guspa dari S2-Psikologi. Berikut ini adalah beritanya yang didapat dari kampus Universitas Gadjah Mada:

Atlet UGM Sabet 2 Medali Perak Kejuaraan Kempo Se-ASEAN

kempo ugm

Atlet UGM Sabet 2 Medali Perak Kejuaran Kempo Se-ASEAN beberapa waktu lalu.

fadli

Fadli Rozamuri (pertama dari kiri) berhasil meraih medali perak pada nomor Randori kelas 65 kg Kejuaraan Kempo Mahasiswa Se-ASEAN.

Mahasiswa UGM berhasil membawa pulang dua medali dalam Kejuaraan Terbuka Shorinji Kempo Tingkat Mahasiswa Se-ASEAN 2016.  Muhammad Fadli Rozamuri (Teknik Geologi) dan Anindra Guspa (S2-Psikologi) menyabet medali perak dalam kegiatan yang digelar 17-20 Maret 2016 lalu di Universitas Brawijaya ini.

Kejuaraan kempo tingkat mahasiswa se-ASEAN ini diikuti sebanyak 30 kontingen mahasiswa dari berbagai universitas di kawasan ASEAN. Kompetisi ini diikuti 29 kontingen universitas dari Indonesia, 1 kontingen dari Timor Leste, dan 1 kontingen dari Brunei Darussalam.

Fadli mengatakan kejuaraan ini mempertandingkan nomor pertandingan randori dan embu dari tingkatan kyukenshi dan yudansha kelas 55 kg sampai 75 kg. Sementara itu, kontingen UGM menurunkan 11 atlet, meliputi 4 atlet putri dan 7 atlet putra dalam kegiatan ini.

Adapun medali yang berhasil diraih kontingen UGM berupa medali perak pada nomor Randori kelas 65 kg oleh M. Fadli Rozamuri. Berikutnya, Anindra Guspa menyabet medali perak dari nomor Randori kelas 75 kg.

“Bangga bisa berkontribusi positif bagi UGM melalui bidang olahraga kempo ini,” ungkapnya, Selasa (12/4) di Kampus UGM.

Keberhasilan pria asal Kota Dumai, Riau ini tidak lepas dari kerja keras dan latihan secara rutin yang dilakukannya di bawah pembinaan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Kempo UGM. Latihan intensif ia jalani selama tiga bulan sebelum berlaga di kejuaraan kempo mahasiswa se-ASEAN.

“Terima kasih untuk UKM Kempo UGM, pihak universitas, dan juga alumni serta semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga bisa meraih prestasi ini,” ucap mahasiswa angkatan 2012 ini.

Fadli berharap prestasi yang berhasil mereka raih bisa menjadi motivasi bagi atlet kempo UGM lainnya. Tidak hanya itu, UKM Kempo bisa terus berjuang mencetak prestasi dalam berbagai kejuaraan sehingga mampu mengharumkan nama UGM. (Humas UGM/Ika)

Nah, itu tadi beberapa berita mengenai prestasi mahasiswa UGM, mari kita mahasiswa gali segala potensi yang ada untuk menemukan sesuatu yang dianggap oleh orang sebagai hal yang mustahil atau gali potensi lewat penelitian-penelitian dalam bidang sains atau lewat penelitian dalam bidang sosial yang mungkin jarang dibandingkan dengan bidang sains dan bidang non akademik. Dalam bidang sains mungkin dapat berupa karya ilmiah dan tentunya ramah lingkungan, untuk bidang sosial mungkin dengan membuat karya yang mempermudah dalam kehidupan sosial bagi masyarakat. Dalam bidang non akademik misalnya olahraga, seperti kempo di atas, bibit-bibit atlet nasional paling besar berasal dari mahasiswa, maka dari itu bibit-bibit tersebut dapat terlatih untuk mewakili Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan internasional maupun nasional, sehingga atlet Indonesia dapat disejajarkan dengan atlet-atlet besar negara lain. Sekian berita yang dapat disampaikan, dan pantengin terus blog ini untuk menambah informasi seputar mahasiswa dan yang lainnya. Bye……

Sumber :

http://ditmawa.ugm.ac.id/prestasi-2016/

http://www.ugm.ac.id/id/berita/11411-kembangkan.biogasoline.minyak.jelantah.mahasiswa.ugm.borong.4.penghargaan.internasional

http://ugm.ac.id/id/berita/11492-atlet.ugm.sabet.2.medali.perak.kejuaraan.kempo.se-asean

Leave a Reply

Your email address will not be published.